kilkennybookcentre.com – Rusia telah mengumumkan penghentian perdagangan beberapa mata uang asing kunci, termasuk dolar AS, euro, dan dolar Hong Kong, di bursa saham utama mereka, sebagai tanggapan langsung terhadap sanksi baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Langkah ini, yang dilaporkan oleh The Wall Street Journal pada hari Kamis, bertujuan untuk mengurangi dampak ekonomi dari sanksi yang bertujuan membatasi kapasitas militer Moskow.
Detil Penghentian Perdagangan:
Bank of Russia menyatakan bahwa sesi perdagangan untuk mata uang yang terpengaruh, termasuk pasar logam mulia dan derivatif di Bursa Efek Moskow, telah ditangguhkan. Namun, perdagangan mata uang-mata uang tersebut akan terus berlangsung di pasar over-the-counter, yang memfasilitasi transaksi langsung antara dua pihak tanpa perantara bursa.
Sanksi Amerika Serikat:
Dalam langkah yang lebih luas, Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi terhadap bursa Moskow serta lembaga penyimpanan sekuritas sentral Rusia yang menyediakan layanan penting seperti rekening bank, registrasi transaksi keuangan, dan manajemen likuiditas. Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, menyatakan, “Dengan menargetkan lembaga-lembaga keuangan yang mendukung ekonomi perang Rusia, kami bertujuan untuk mengurangi akses mereka kepada teknologi, peralatan, perangkat lunak, dan layanan TI asing yang signifikan.”
Respons Rusia terhadap Sanksi:
Menanggapi sanksi tersebut, Bank sentral Rusia menjamin bahwa warga masih dapat membeli dan menjual mata uang yang terpengaruh melalui bank-bank domestik, dengan jaminan bahwa simpanan mereka tetap aman. Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, menegaskan bahwa bank sentral memiliki kapasitas yang cukup untuk menjaga stabilitas di semua pasar keuangan.
Sanksi Terhadap Jaringan Pasokan:
Sementara itu, Pemerintahan Biden telah memperluas sanksinya kepada lebih dari 300 entitas dan individu yang terhubung dengan jaringan pasokan Rusia, kecuali Tiongkok, dalam usaha untuk mengganggu akses Moskow terhadap teknologi dan peralatan penting untuk operasi militer mereka di Ukraina.
Dampak Global Sanksi:
Departemen Luar Negeri AS juga telah mengidentifikasi dan menargetkan entitas berbasis di Tiongkok, Belarus, U.A.E, Turki, Kyrgyzstan, Moldova, dan Singapura, yang diduga telah menyediakan barang-barang penggunaan ganda yang mendukung upaya perang Rusia. Selain itu, laporan dari The Wall Street Journal menunjukkan bahwa drone dan komponen elektronik dari AS telah berpindah tangan ke Rusia melalui jalur perdagangan Asia Tengah.
Tindakan ini menandai eskalasi terbaru dalam konflik geopolitik yang melibatkan sanksi ekonomi sebagai alat untuk membatasi kapabilitas militer dan ekonomi Rusia, sekaligus mempengaruhi dinamika kekuatan global. Rusia, dengan menerapkan pembatasan perdagangan mata uang asing di bursanya, mencoba mengurangi dampak dari sanksi ini sambil mencari solusi alternatif melalui pasar over-the-counter.