kilkennybookcentre.com – Eks Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou, berangkat ke Cina untuk misi yang dijelaskan sebagai “perjalanan damai”, dengan niat eksplisit untuk meredakan tensi lintas selat yang berkembang. Sebagai presiden Taiwan periode 2008-2016 dan anggota senior dari Kuomintang, Ma Ying-jeou mengadvokasi untuk pemeliharaan dan pengembangan hubungan yang lebih erat dengan Cina, sambil menanggapi tuduhan keberpihakan politik dengan penegasan independensi partainya dari Beijing.
Dalam masa jabatannya, Ma Ying-jeou berhasil memperbaiki hubungan dengan Cina, yang mencapai puncaknya dalam pertemuan dengan Presiden Xi Jinping di Singapura pada tahun 2015. Meskipun konfirmasi resmi mengenai pertemuan antara Ma dan Xi belum ada, sinyal dari Yayasan Ma Ying-jeou menyiratkan keinginan untuk reuni dengan Xi, yang dianggap sebagai rekan penting dari masa lalu.
Ma menyatakan bahwa kunjungannya adalah manifestasi dari aspirasi Taiwan untuk perdamaian, pertukaran, dan penolakan terhadap konflik, terutama dalam situasi tegang di Selat Taiwan. Penekanan pada pertukaran antar generasi muda menjadi fokus dalam delegasi Ma, yang mencakup rombongan mahasiswa, sebagai upaya untuk memperkokoh hubungan melalui dialog dan pemahaman timbal balik.
Aksi protes di Taiwan menunjukkan kecemasan beberapa kelompok terhadap potensi pengaruh kunjungan ini terhadap kedaulatan Taiwan, dengan seruan agar Ma tidak mengkompromikan kepentingan nasional.
Kunjungan terjadi dalam konteks peningkatan ketegangan antara Cina dan Taiwan, yang diperparah oleh perubahan kepemimpinan di Taiwan serta penolakan klaim Cina atas pulau tersebut. Ma Ying-jeou memegang status sebagai mantan pemimpin Taiwan yang memulai dialog dengan Cina, menunjukkan kemungkinan pendekatan alternatif untuk mengatasi ketegangan lintas selat.
Kunjungan Prabowo Subianto ke Beijing menunjukkan penguatan ikatan antara Indonesia dan Cina, dengan penekanan pada kerja sama sektor pertahanan dan keamanan. Xi Jinping menyampaikan keinginan Cina untuk meningkatkan kerja sama strategis dengan Indonesia, menegaskan peranan Cina dalam mendukung stabilitas maritim dan kemitraan regional.
Kunjungan Ma Ying-jeou ke Cina merupakan langkah diplomatik yang mencerminkan usaha lanjutan dalam mengeksplorasi dan memfasilitasi dialog lintas selat. Hal ini juga mengindikasikan inisiatif regional Cina yang lebih luas untuk memperkuat hubungan bilateral dan multilateral, dengan dampak yang potensial terhadap struktur keamanan dan perdamaian regional.