kilkennybookcentre.com – Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, telah menyuarakan niat pemerintahannya untuk mengakui negara Palestina secara formal, dengan pengumuman resmi yang direncanakan akan disampaikan selama tur kunjungannya ke Timur Tengah pada bulan Juli. Sanchez menyampaikan informasi ini dalam sebuah sesi informal dengan wartawan selama kunjungannya ke Amman, menurut laporan Reuters pada tanggal 2 April 2024.
Kunjungan Perdana Menteri Sanchez mencakup beberapa negara di Timur Tengah, termasuk Yordania, Qatar, dan Arab Saudi, sebagai bagian dari usaha diplomasi terkini Spanyol. Media Spanyol, termasuk agensi berita pemerintah EFE dan surat kabar seperti El Pais dan La Vanguardia, telah mendokumentasikan pernyataan tersebut pada tanggal yang sama.
PM Sanchez memperkirakan bahwa pengakuan ini mungkin akan menciptakan perdebatan politik di Spanyol menjelang pemilihan Parlemen Eropa yang akan datang dan merupakan topik perdebatan di PBB. Sanchez berharap inisiatif Spanyol akan memicu terbentuknya “massa kritis” di Uni Eropa, yang akan mendorong lebih banyak negara anggota untuk mengikuti langkah serupa.
Dalam pertemuan Dewan Eropa yang berlangsung pada 22 Maret, PM Sanchez menyebutkan telah mencapai kesepakatan dengan pemimpin Irlandia, Malta, dan Slovenia untuk mengambil langkah-langkah awal menuju pengakuan negara Palestina. Pengakuan ini, yang telah diantisipasi sejak awal masa legislatif empat tahun yang dimulai tahun sebelumnya, dijadwalkan untuk diumumkan pada bulan Juli.
Israel telah menanggapi rencana ini dengan kritik keras, menyatakan bahwa langkah tersebut akan memberikan legitimasi kepada apa yang mereka anggap sebagai “terorisme” dan akan menghambat peluang dialog perdamaian antara Israel dan Palestina.
Negara-negara Arab bersama dengan Uni Eropa, dalam pertemuan yang diadakan di Spanyol pada bulan November tahun sebelumnya, telah menyatakan bahwa solusi dua negara merupakan jawaban yang diharapkan untuk konflik tersebut. Sampai saat ini, sebanyak 139 negara anggota PBB telah memberikan pengakuan resmi terhadap negara Palestina sejak deklarasi kemerdekaannya pada tahun 1988.
Langkah yang diambil oleh Perdana Menteri Spanyol menandakan sebuah perubahan potensial dalam dinamika politik internasional terkait konflik Israel-Palestina. Pengakuan resmi oleh Spanyol dapat menjadi titik tolak bagi perubahan kebijakan serupa oleh negara-negara lain, terutama dalam konteks Uni Eropa, dan mempengaruhi upaya perdamaian berkelanjutan di kawasan tersebut.
